Setiap
anak sangat suka bermain. Bagi si kecil, kegiatan tersebut bukan sekadar
bersenang-senang. Bermain sangat bermanfaat untuk membantu tumbuh kembangnya
agar lebih optimal. Jadi pemilihan mainan sangatlah penting agar manfaatnya
optimal.
Seperti
halnya bekerja bagi orang dewasa, bermain adalah pekerjaan bagi anak. Melalui
bermain, si kecil akan belajar tentang dunia dan sekelilingnya. Ia memiliki
kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan keterampilan,
nilai, sikap, toleransi, serta pemahaman. Bermain merupakan cara untuk
mengeskpresikan perasaan dan emosi yang lebih cepat dibandingkan menyampaikan
ekspresi secara verbal.
Sebagai
alat untuk bermain, pemilihan mainan dan juga materi bermain sangatlah penting
agar manfaatnya optimal. Mainan melimpah tak ada gunanya jika mainan tersebut
tidak memiliki nilai edukatif. Artinya, mainan tersebut memberikan kenikmatan
bermain sekaligus manfaat belajar atau keterampilan tertentu. Namun, tidak
berarti pula Anda harus menjejali si kecil dengan mainan edukatif yang terlalu
banyak. Mainan hanyalah salah satu faktor pendukung untuk mengoptimalkan
perkembangan otak anak.
Tiga
tahun pertama merupakan periode emas perkembangan otak anak. Pada masa itu, ia
membutuhkan banyak stimulasi. Semakin banyak stimulasi yang diberikan, maka
hubungan koneksi antar saraf akan semakin banyak. Artinya, anak akan semakin
cerdas. Salah satu bentuk stimulasinya adalah mainan. Anda bisa memberikan
mainan sejak dini, namun tidak berarti sejak bayi. Orangtua sebenarnya adalah
alat permainan alami bagi bayi. Artinya, bayi lebih baik bermain dengan
orangtuanya. Anda boleh mengenalkan mainan edukatif sejak anak berusia 1-1,5
tahun. Pada usia tersebut, si kecil sudah mampu memahami sebuah konsep
permainan meskipun kemampuan berbicaranya belum jelas.
Yang
perlu Anda perhatikan ketika memilih mainan adalah kesesuaian mainan dengan
usia si anak. Usia menunjukkan tahap perkembangan si kecil, baik fisik maupun
mental. Mainan yang terlalu sulit membuat anak frustasi. Sebaliknya jika terlalu
mudah, mainan itu tidak lagi menarik bagi si kecil. Untuk mempermudah Anda
memilih mainan, beberapa produsen mainan mencantumkan kategori usia di setiap
kemasan mainan.
Berikut
adalah ciri-ciri mainan yang bersifat edukatif:
·
Dibuat
untuk merangsang kemampuan dasar pada balita
·
Memiliki
banyak fungsi. Artinya, ada beberapa variasi mainan di dalam satu mainan
sehingga stimulasi yang diperoleh anak pun beragam
·
Mendorong
kemampuan pemecahan masalah. Contohnya mainan bongkar pasang atau puzzle
·
Melatih
ketelitian dan ketekunan anak. Tak sekadar menikmati, tetapi si kecil juga
dituntut ketelitiannya saat memainkannya
·
Melatih
konsep dasar. Artinya, si anak bisa mengenal dan mengembangkan kemampuan dasar
seperti bentuk, warna, tekstur, besaran. Selain itu, mainan edukatif mampu
melatih kerja saraf motorik halus
·
Merangsang
kreativitas anak. Anak-anak semakin kreatif melalui variasi mainan yang
dilakukan
Sumber : info-sehat